Sakura Science Exchange Program

Kegiatan - 14 Mei 2022 - 12:00 AM

Sakura Science Exchange Program merupakan program yang ditawarkan oleh Japan and Science Technology Agency (JST) yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa, dosen, dan peneliti muda di seluruh negara Asia untuk mempelajari teknologi yang sedang berkembang di Jepang di bidang sains. Sejak tahun 2014, sekitar 26.000 peserta telah aktif berpartisipasi dalam kegiatan ini. Selain itu, pengalaman ini diharapkan dapat menciptakan kolaborasi riset dan program pendidikan sehingga hubungan baik antar negara dapat terjalin dengan baik. Dalam kesempatan ini, saya dan mahasiswi saya, Ansita Fitri Budi Hartanti dari Program Studi Teknik Material dan Metalurgi berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini.

Buah dari hasil kerjasama atau penandatanganan MoU yang telah dilakukan waktu lalu (8 Januari 2020) antara Institut Teknologi Kalimantan (ITK) dan Faculty of Science and Engineering, Saga University, penulis diundang langsung oleh Prof. Dr. Masato Tominaga selaku Head of Chemistry and Applied Chemistry Department untuk mengikuti serangkaian kegiatan ini. Selama sepuluh hari (20-30 Januari 2020), peserta Sakura Science wajib mengikuti tiga jenis kegiatan, yaitu kegiatan laboratorium, pengenalan budaya Jepang, dan kunjungan industri yang menerapkan teknologi yang berkelanjutan.

Dalam kegiatan laboratorium yang dilakukan di Saga University, kami mempelajari dua hal, yaitu sintesis single-walled carbon nanotube (SWCNT) dengan metode chemical vapor deposition (CVD) dan sintesis cobalt nanoparticles/multiwalled carbon nanotube ((Co-Nps/MWCNT) untuk aplikasi sensor fosfat. Kedua jenis material ini (SWCNT dan MWCNT) sangat diminati untuk diteliti karena memiliki konduktifitas listrik yang baik. Kegiatan ini didampingi oleh mahasiswa/mahasiswi yang sedang melakukan penelitian terkait hal tersebut. Kegiatan ini sangat bermanfaat terutama bagi peneliti muda dan mahasiswa dimana kami bisa mendapatkan ilmu pengetahuan baru sehingga kesempatan untuk melakukan riset kolaborasi terbuka lebar.

Untuk pengenalan budaya Jepang, kami diajak berkeliling mengunjungi Kota Kumamoto dan Kota Saga. Kami mengunjungi dua tempat wisata ikonik di kota Kumamoto, yaitu Suizenji Park dan Kumamoto Castle. Suizenji park merupakan taman dalam kota yang menawarkan keindahan alam. Kami juga diberi kesempatan untuk merasakan dan mempelajari etika minum teh hijau tradisional asli dari Jepang. Setelah itu, kami berkunjung ke Kumamoto Castle dimana kastil ini merupakan satu dari tiga kasil utama dari kerajaan Jepang yang dilindungi sebagai Important Cultural Property oleh pemerintah. Ketika kami berkunjung, renovasi sedang dilakukan karena bangunan lama tersebut hampir seluruhnya rusak akibat gempa beberapa tahun lalu. Sedangkan di dalam kota Saga, kami mengunjungi Museum Saga yang memanfaatkan Saga Castle sebagai lokasi edukasi. Di dalam museum, penulis mempelajari struktur bangunan jaman kerajaan Jepang dimana setiap kayunya disambungkan tanpa menggunakan perekat apapun. Selain itu, penulis juga mengetahui bahwa Saga dulunya menjadi pusat industri pembuatan meriam yang membuatnya menjadi kota paling maju di Jepang kala itu.

Kegiatan terakhir yang penulis lakukan adalah mengunjungi Saga Eco Plaza. Saga Eco Plaza merupakan industri pengolahan sampah. Pengolahan sampah dimulai dengan melakukan pemisahan sampah yang terbagi menjadi tigas jenis, yaitu sampah yang dapat dibakar, plastik, dan kaleng. Sampah yang dapat dibakar diolah agar menghasilkan listrik. Sisa hasil pembakaran, yaitu gas panas digunakan untuk menghangatkan air kolam renang dan gas karbon dioksida digunakan untuk perkembangbiakkan tumbuhan bersel satu. Tanaman bersel satu ini kemudian dipanen untuk kemudian diekstrak, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik, makanan, dll. Sedangkan sampah plastik dan kaleng diolah menjadi barang yang dapat digunakan kembali. Kunjungan ini membuat kami terkejut karena sistem pengolahan sampah yang sangat baik. Setiap produk yang dihasilkan, yaitu gas buang, gas karbondioksida, listrik, dan hasil olahan lainnya benar-benar dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat, ekonomi, dan industri.

 

Kegiatan ini ditutup dengan sesi presentasi. Sesi presentasi kali ini, selain memaparkan hasil eksperimen selama di laboratorium, kami juga diperkenankan untuk menjelaskan mengenai kampus penulis, yaitu ITK dan kebudayaan Indonesia. Melalui kegiatan ini, penulis merasakan pentingnya program pertukaran pelajar atau studi banding ke kampus lain baik di dalam maupun luar negeri untuk memberikan wawasan baru dan motivasi tinggi untuk menciptakan inovasi tepat guna. Sebagai kampus teknik, wajib bagi kami untuk mempelajari dan mengembangkan teknologi yang memiliki aspek berkelanjutan. Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat dan memberikan inspirasi bagi kita semua agar terus belajar sepanjang hayat.

Salam SPECTA!!!