Sakura Science Exchange Program 2022

Kegiatan - 10 Desember 2022 - 12:00 AM

Program Pertukaran Sakura Science merupakan program yang diselenggarakan oleh Japan Science and Technology Agency (JST) sejak 2014. Program ini diadakan dalam rangka  mengundang mahasiswa dan peneliti muda untuk mengalami dan mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru, serta budaya dan tata krama masyarakat Jepang. Peserta dari program Sakura Science tersebar di seluruh Asia dan Amerika Latin, termasuk Indonesia. Institut Teknologi Kalimantan (ITK) menjadi salah satu peserta program ini, buah dari MoU yang ditandatangani dengan Faculty of Science and Engineering, Saga University.

Setelah ditunda pada 2021 akibat pandemi COVID-19, Saga University kembali mengundang perwakilan Program Studi Teknik Material dan Metalurgi ITK untuk menjadi peserta program Sakura Science pada tahun 2022. Program Sakura Science pada tahun ini diselenggarakan pada 16-25 November 2022. Peserta program Sakura Science tahun ini adalah Hizkia Alpha Dewanto (Dosen TMM ITK), Keysi Devain Destiny (Mahasiswa TMM ITK), dan dua orang mahasiswa dari Universitas Bung Hatta, Sumatera Barat. Program ini memiliki tiga kegiatan utama, yaitu pengenalan kemajuan teknologi dan iptek Jepang melalui kegiatan laboratorium, pengenalan sejarah dan budaya Jepang, serta pengenalan kemajuan industri Jepang.


Participants of Sakura Science 2022
Peserta Sakura Science 2022 tiba di Bandara Fukuoka, diapit oleh 2 anggota laboratorium Prof. Dr. Tominaga

 

 

 

 

 

Kegiatan utama pertama Sakura Science, kegiatan laboratorium, dilaksanakan di Bioelectrochemistry Laboratory, Department of Chemistry and Applied Chemistry, Saga University. Laboratorium ini dipimpin oleh Prof. Dr. TOMINAGA Masato, yang juga menjabat sebagai koordinator program Sakura Science di Faculty of Science and Engineering, Saga University. Kegiatan penelitian yang dilakukan sehubungan dengan eksperimen adalah sintesis single-walled carbon nanotube (SWCNT) melalui proses chemical vapor deposition (CVD) pada kawat emas, serta sintesis multi-walled carbon nanotube (MWCNT) pada membran cellulose nanofiber (CNF) dan kertas. Hasil sintesis MWCNT pada CNF dan kertas digunakan untuk mengukur kadar amoxicillin, salah satu antibiotik yang paling sering dikonsumsi secara berlebih. Konsumsi amoxicillin dan antibiotik lain secara sembarangan, tanpa pengawasan dokter, mengakibatkan resistensi bakteri terhadap antibiotik tersebut, yang menyulitkan proses pengobatan infeksi bakteri.



MWCNT yang telah didepositkan pada kertas (atas) dan film CNF (bawah)

 

 

 

 

 

Kegiatan pengenalan budaya Jepang dilakukan di kota Saga dan Kumamoto. Pengenalan budaya di kota Saga dilakukan di Museum Okuma Shigenobu dan Kastil Saga. Okuma Shigenobu terkenal sebagai salah satu pionir pendidikan modern Jepang. Beliau juga menjadi pendiri salah satu universitas paling terkemuka di Jepang, Universitas Waseda. Kegiatan yang sama di kota Kumamoto dilakukan di Taman Suizenji, salah satu contoh taman Jepang yang masih lestari dari era Edo, dan Kastil Kumamoto, salah satu kastil paling terkemuka di Jepang, yang masih dalam proses rekonstruksi setelah terimbas Gempa Kumamoto tahun 2016.



Kastil Kumamoto

 

 

 

 

 

Pengenalan kemajuan industri Jepang dilakukan di Saga City Ecology Plaza, atau lebih dikenal sebagai Saga EcoPlaza. Di tempat ini, sampah mudah terbakar diproses untuk menghasilkan energi listrik. Kapasitas daya yang dihasilkan oleh Saga EcoPlaza sebesar 4500 kW. Selain itu, proses pengolahan limbah mudah terbakar juga menghasilkan gas karbon dioksida, yang kemudian disalurkan untuk rumah-rumah kaca yang tersebar di sekitar Saga EcoPlaza. Rumah-rumah kaca ini menghasilkan sayur-mayur dan alga, yang kemudian diproses menjadi produk kosmetik.



Truk yang membawa sampah mudah terbakar membongkar muatannya di Saga EcoPlaza, untuk selanjutnya diproses menjadi energi listrik

 

 

 

 

 

Kegiatan ini diakhiri dengan presentasi oleh semua peserta Sakura Science 2022. Isi presentasi adalah hal-hal apa saja yang telah dipelajari oleh peserta selama kegiatan Sakura Science 2022, terutama yang menjadi pelajaran berharga untuk disebarkan dan diterapkan di Indonesia. Program Sakura Science memberi banyak wawasan baru bagi semua peserta, terutama terkait inovasi-inovasi dan kebiasaan-kebiasaan baik yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Tentu, ada lebih banyak hal yang kami pelajari selama Sakura Science 2022, yang akan kami terus tambahkan di website ini.



Prof. Dr. Tominaga (kiri atas), beserta anggota laboratorium (baris atas) dan peserta Sakura Science 2022 (baris bawah), termasuk Keysi Devain Destiny (paling kiri baris bawah) dan Hizkia Alpha (kedua dari kiri, baris bawah)

 

 

 

 

 

Salam SPECTA!