Teknologi material menjadi penanda utama kemajuan teknologi dunia, mulai dari zaman batu hingga zaman silikon. Sayangnya, terutama di Indonesia, pengetahuan tentang perkembangan material zaman silikon, atau material elektronik, masih sangat rendah. Padahal, penelitian mengenai material elektronik telah sangat berkembang di negara-negara maju seperti Jepang. Terlebih lagi, Indonesia memiliki cadangan bahan baku material elektronik yang melimpah, yang belum dimanfaatkan sampai saat ini karena pembatasan ekspor hasil tambang mentah.
Oleh karena itu, Program Studi Teknik Material dan Metalurgi Institut Teknologi Kalimantan (TMM-ITK) dengan bangga mempersembahkan The International Webinar Series #1: Recent Technology on Material Science and Engineering pada hari Rabu, 4 November 2020. Webinar ini merupakan yang pertama dari rangkaian seri webinar yang direncanakan oleh TMM-ITK untuk memperkenalkan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat umum mengenai ilmu material dan perkembangan terkini dalam dunia teknik material dan metalurgi.
Webinar ini dipandu oleh Yunita Triana, S.Si., M.Si., dosen TMM-ITK yang sedang menempuh studi pascasarjana di Keio University, Jepang. Materi pertama dalam seminar ini dibawakan oleh Prof. Dr. Yasuaki Einaga dari Keio University. Beliau membawakan materi mengenai riset pengembangan dan aplikasi berlian yang didoping dengan boron (boron-doped diamond) yang secara efektif mengubah berlian yang isolator listrik menjadi konduktor layaknya logam. Material baru ini diterapkan sebagai elektroda untuk sensor, baik sebagai sensor biomedik untuk mendeteksi zat-zat dalam tubuh dan sel kanker, sensor lingkungan untuk mendeteksi zat pencemar seperti logam berat dan klorin, maupun sebagai katalis untuk menurunkan emisi CO2 dari proses-proses industri.
Materi kedua dalam seminar ini dibawakan oleh Prof. Dr. Masato Tominaga dari Saga University. Beliau memaparkan penelitiannya mengenai carbon nanotube (CNT) terutama mengenai proses produksi yang termodifikasi untuk menurunkan pengotor (impurities) dari permukaan CNT, untuk memperoleh sifat elektrokimia CNT yang lebih baik. Beliau juga memaparkan mengenai aspek menarik dari reaksi CNT dengan beragam senyawa organik, dibandingkan dengan reaksi senyawa-senyawa tersebut dengan katalis konvensional, disebabkan oleh bentuk dari CNT itu sendiri, yaitu silinder yang sangat kecil, lebih kecil dari banyak senyawa organik. Sebagai catatan, Saga University dan ITK telah bekerjasama yang diresmikan dalam MoU sejak awal tahun 2020 dalam bidang penelitian dan pendidikan.
Materi ketiga dalam seminar ini dibawakan oleh Nofrijon Sofyan, Ph.D. dari Universitas Indonesia. Beliau menjelaskan mengenai pemanfaatan sumber daya alam Indonesia, seperti Titanium dari mineral di Pulau Bangka, serta karbon dan pigmen organik dari berbagai tanaman di banyak wilayah di Indonesia. Beliau juga menerangkan potensi aplikasi dari berbagai produk dari sumber daya alam lokal tersebut - titanium untuk menjadi bahan baterai LTO (Lithium-Titanium Oxide), serta grafit dan beragam pigmen alami untuk bahan baku panel surya jenis DSSC (Dye Sensitized Solar Cell).
Webinar ini diikuti oleh lebih dari 500 peserta dari berbagai macam lokasi, tidak hanya dari Institut Teknologi Kalimantan. Tercatat peserta webinar juga berasal dari beragam institut dan universitas di Indonesia, mulai dari Universitas Syiah Kuala, Institut Teknologi Sumatera, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Borneo Tarakan, hingga Universitas Hasanuddin. Ada juga peserta webinar yang berasal dari kelompok industri, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia. Tidak hanya itu saja, bahkan pelajar serta guru dari beberapa SMA dan SMK di Indonesia juga tercatat menyaksikan webinar ini. Melihat antusiasme yang tinggi dari para hadirin serta cakupan luas dari peserta webinar pertama dalam seri webinar ini, TMM-ITK berencana menggelar lebih banyak seri webinar untuk terus memperlebar khazanah ilmu masyarakat Indonesia mengenai ilmu material.