Pengaruh Temperatur Sintering Terhadap Struktur LiNi0.8Mn0.1Co0.1 Berbahan Baku Lokal Sebagai Katoda Baterai Lithium

2025 - LPPM ITK

Dalam era transisi energi berkelanjutan, teknologi penyimpanan energi menjadi faktor penting untuk mendukung kendaraan listrik, perangkat elektronik, hingga sistem penyimpanan energi terbarukan. Salah satu teknologi yang saat ini paling banyak digunakan adalah baterai lithium-ion, berkat kepadatan energi yang tinggi serta performa elektrokimia yang andal. Namun, tantangan besar masih muncul, terutama terkait ketersediaan bahan baku berkualitas dengan harga yang kompetitif. Fokus penelitian diarahkan pada kajian pengaruh temperatur sintering terhadap struktur material katoda LiNi0.8Mn0.1Co0.1 (NMC 811) berbahan baku lokal. Material ini dipilih karena menawarkan kapasitas energi tinggi sekaligus kestabilan elektrokimia yang baik. Melalui proses sintering pada variasi temperatur, penelitian ini mengkaji bagaimana kondisi pemrosesan dapat memengaruhi struktur kristal, morfologi, serta komposisi kimia dari material katoda. Beberapa metode karakterisasi material digunakan untuk mendukung penelitian ini, antara lain FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy) untuk mengidentifikasi gugus fungsi, XRD (X-ray Diffraction) untuk menganalisis struktur kristal, SEM (Scanning Electron Microscopy) untuk mengamati morfologi partikel, serta XRF (X-ray Fluorescence) untuk menentukan komposisi unsur. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mendukung pengembangan industri baterai nasional. Dengan memanfaatkan sumber daya mineral dalam negeri seperti nikel dan mangan, Indonesia berpotensi mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor sekaligus meningkatkan nilai tambah sumber daya lokal. Selain itu, penelitian ini menjadi bagian dari roadmap riset jangka panjang yang diarahkan menuju pengembangan prototipe baterai hingga tahap hilirisasi teknologi. Langkah ini sejalan dengan misi untuk mempercepat penerapan energi bersih di Indonesia dan mendukung transformasi menuju era teknologi hijau yang mandiri.