Biomaterial elektroaktif sangat menarik untuk aplikasi rekayasa jaringan karena kemampuannya untuk memberikan stimulasi listrik langsung ke sel, jaringan, dan organ. Salah satu pengisi konduktif yang sangat menarik untuk biomaterial elektroaktif adalah nanopartikel perak (AgNPs) karena konduktivitasnya yang tinggi, aktivitas antibakteri, dan kemampuannya untuk mendorong penyembuhan tulang. Namun, produksi AgNPs melibatkan agen pereduksi beracun yang akan menghambat kinerja perancah biologis. Karya ini mengeksplorasi sintesis AgNPs yang lancar dan hijau menggunakan ekstrak ubi jalar Cilembu dan mempelajari pengaruh konsentrasi baking dan prekursor (1, 10 dan 100 mM) pada sifat AgNPs. Hasil mikroskop elektron transmisi (TEM) menunjukkan bahwa ukuran partikel AgNPs terkecil (9,95 ± 3,69 nm) dengan morfologi nodular diperoleh dengan pemanfaatan ekstrak panggang dan AgNO3 sepuluh mM. Perancah Polycaprolactone (PCL)/AgNPs menunjukkan beberapa peningkatan dibandingkan dengan perancah PCL. Kuat tekan enam kali lebih besar (3,88 ± 0,42 MPa), lebih hidrofilik (sudut kontak 76,8 ± 1,7°), konduktif (2,3 ± 0,5 × 10−3 S/cm) dan menunjukkan sifat anti-bakteri terhadap Staphylococcus aureus ATCC3658 (99,5 % pengurangan bakteri yang masih hidup). Terlepas dari hasil yang menjanjikan, penyelidikan lebih lanjut pada penilaian biologis diperlukan untuk mendapatkan studi komprehensif tentang perancah ini. Pendekatan sintesis hijau ini bersama dengan penggunaan pencetakan 3D membuka rute baru untuk memproduksi elektroaktif berbasis AgNPs dengan sifat anti-bakteri yang ditingkatkan tanpa menggunakan pelarut organik beracun.