Pada tahun 2013, Kementerian Kehutanan mengungkapkan bahwa kebutuhan kayu sebagai bahan konstruksi selalu meningkat. Untuk menemukan inovasi dalam struktur kayu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan lentur gelam dan sengon berdasarkan SNI 03-3959-1995. Selain itu, benda uji dengan kedalaman 50 mm, tinggi 50 mm, dan panjang 760 mm diuji menggunakan metode pembebanan dua titik berdasarkan ASTM D-198. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat lentur rata-rata gelam sebesar 100,13 Mpa lebih besar dari sengon (82,62 Mpa). Selanjutnya, sebagai struktur rangka sederhana, simulasi menunjukkan bahwa gelam dan sengon masih mampu menahan momen yang dihasilkan dari beban layan.